Do you interest with this site???
Please comment, share and follow this site.
(semua artikel asli bukan hasil copy paste, boleh kalau ada yang mau copy tapi tulis juga sumbernya atau link ke blog ini)

Sabtu, 05 Mei 2012

Marlier's Julie (Julidochromis marlieri), Penghuni Bebatuan dari Danau Tanganyika Afrika

Marlier's Julie (Julidochromis marlieri) merupakan ikan kecil dari keluarga Cichlid dan endemik dari Danau Tanganyika, Afrika. Mereka juga ditemukan di Burundi, Kongo, Zambia dan Tanzania. Ikan yang mempunyai nama lain seperti Spotted julie dan Marlieri cichlid ini, mendiami bebatuan dasar di perairan dalam dan tersebar luas di sebelah utara dan selatan danau. Mereka berada di kedalaman 5-30 meter dan menghabiskan banyak waktunya di celah atau lubang bebatuan baik untuk berburu makanan maupun untuk mencari perlindungan. Anggota ikan dari genus ini selalu menggunakan nama “Julie”. Julie merupakan nama untuk kebanyakan ruang atau rongga di banyak celah pada habitat danau. Marlier’s julie mempunyai tubuh seperti turpedo dengan panjang maksimal 15 cm. Pola tubuhnya yang berupa garis hitam berlapis pada warna dasar tubuhnya yang kream membuat ikan ini seperti remote control kecil yang berenang. Semua sirip dan ekor mempunyai warna biru muda pada tepiannya. Mereka dapat berenang ke samping, menggantung ke atas bawah, dan bergerak seperti gerakan yang terencana. Selain itu, mereka kadang juga pemalu dan sangat susah dipisahkan dari bebatuan tempat dia sembunyi. Walaupun pemalu, ikan ini bersifat teritorial dan akan menyerang tank matenya jika dia merasa terganggu. Lama hidup ikan berkisar antara 5-8 tahun. 
Untuk pemeliharaan di aquarium, minimal membutuhkan tangki berdimensi 120 cm x 30 cm x 30 cm untuk sepasangnya. Butuh tangki yang lebih besar lagi jika memelihara dalam jumlah banyak. Dekorasi tangki harus menyerupai habitat aslinya yakni banyak gundukan bebatuan dengan celah atau gua. Seperti yang diketahui bahwa ikan ini sangat menyukai celah bebatuan. Jika hanya memelihara sepasang ikan dalam tangki, sangat dianjurkan untuk tidak sering mengubah susunan bebatuan karena pada bebatuan tersebut sudah ada tanda batasan wilayah teritorial mereka. Rumor yang beredar kalau mereka akan saling membunuh karena stress dengan dekorasi yang selalu diubah. Jika ada lebih dari satu ikan dalam satu tangki maka berikan dua gundukan batu yang terpisah untuk meredam sifat keagresifan mereka. Alangkah baiknya kalau ikan dipelihara soliter untuk menurunkan sifat keagresifannya. Substrat disarankan dibuat dari pasir dan sistem oksigenasi dalam tangki haruslah baik. Parameter air yang dibutuhkan adalah air dengan suhu 23-27 oC, pH 7,5-9,5 dan kesadahan 10-25 oH. Walaupun ikan bersifat teritorial, namun ikan ini sukses dipelihara dengan spesies cichlid danau tanganyika lainnya yang berukuran sama, seperti spesies Altolamprologus dan Cyprichromis. Belum ada informasi yang menyebutkan bahwa ikan ini dapat sebagai mangsa ikan lain, namun lebih baik kalau dijaga dari predator-predator berukuran besar.
Marlier’s julie bersifat omnivora dengan mangsa utamanya adalah kelompok crustacea kecil, larva serangga dan keluarga siput air. Ada yang mengatakan bahwa ikan ini dapat digunakan sebagai pembasmi larva nyamuk. Mereka juga akan mencerna partikel pasir seperti halnya mencerna filamen alga atau alga diatom (mikroorganisme). Untuk perawatan di aquarium, ikan ini dapat diberi pakan kering maupun beku dengan proporsi yang layak. Beberapa bahan makanan dari tumbuhan seperti spirulina dan selada air juga dapat dijadikan variasi makanan. 
Perbedaan jenis kelamin dapat dilihat dari tubuh ikan betina yang lebih besar dibanding ikan jantan, selain itu organ reproduksi jantan (genital papillae) yang lebih lebar dan tajam. Teknik breeding (pemijahan) nudah untuk dilakukan namun membutuhkan kesabaran yang cukup. Tahapan yang terbaik sebelum memulai pemijahan adalah membeli sekelompok ikan muda dan biarka mereka berpasangan secara alami. Jika pasangan sudah terbentuk (biasanya membutuhkan waktu setahun atau lebih) maka pindahkan ikan lainnya dan biarkan hanya pasangan tersebut yang ada dalam tangki. Jika kita membeli langsung jantan dewasa dan memaksanya berpasangan dengan seekor betina, maka tidak ada jaminan kalau betina akan tetap hidup. Kondisi aquarium disetting pada pH 8,2-9 dan suhu 77-80 oF. Jika proses pemijahan berhasil, biasanya betina akan menghasilkan telur kurang dari 100 butir. Proses bertelur dilakukan di celah yang tersembunyi dan telur akan diletakkan di dinding atau langit-langit celah tersebut. Ikan jantan akan menjaga diluar celah saat betina sedang bertelur di dalam. Sebagai indukan yang pintar, mereka akan menjaga bayi-bayinya dari berbagai potensi bahaya. Saat waktunya makan maka salah satu induk akan keluar berburu sedangkan induk yang lain tetap menjaga bayinya. Tapi akan lebih baik memisahkan induknya setelah anakan ikan menetas. Setelah menetas, anakan ikan akan memakan kuning telur mereka sampai habis, dan setelah itu mereka dapat diberi baby brine shrimpe sebagai nutrisi pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan ikan sangatlah lambat dan biasanya setelah dua bulan anakan ikan akan berukuran 2 cm. 
TAKSONOMI
Kingdom
Animalia
Phylum
Chordata
Class
Order
Family
genus
Julidochromis
Species
Julidochromis marlieri
 
Read more...

Kamis, 26 April 2012

Longnose Gar (Lepisosteus osseus), Gar dengan Moncong Terpanjang dari Amerika Utara

Longnose Gar (Lepisosteus osseus) merupakan ikan primitif dari keluarga Gar yang juga dikenal dengan Needlenose Gar. Ikan yang juga dikenal dengan Billy Gar dan Billfish ini tersebar di kawasan Amerika Utara termasuk Kanada, USA dan Meksiko. Di Amerika, populasi terbanyak terpusat bagian selatan, Texasm Alabama (sungai Cahaba) dan sepanjang aliran sungai Misissipi. Habitatnya adalah berbagai biotipe dari danau besar, sungai sampai anakan sungai, bendungan dan kolam. Walaupun hidup di air tawar, beberapa dijumpai hidup pada habitat payau. Mereka dapat hidup di perairan berarus pelan bahkan tak berarus sekalipun. Ikan ini hidup pada perairan dalam, bersuhu hangat dengan vegetasi yang melimpah. Longnose gar mempunyai fisik yang khas yaitu moncong yang panjang dan menyempit. Pada moncong tersebut terdapat banyak gigi yang menyerupai jarum. Tubuhnya berbentuk silindris yang memanjang dan ditutupi oleh sisik yang berbentuk wajik, keras serta tidak bertumpang tindih. Umumnya mereka memiliki warna tubuh keperakan atau kehijauan dengan warna putih terang pada bagian perut. Namun jika berada pada air yang bersih, maka akan nampak totol-totol hitam pada tubuhnya, sirip dan ekornya. Totol-totol ini yang dapat digunakan untuk membedakan spesies ini dengan gar lain. Jumlah totol-totolnya lebih sedikit bila dibanding Spotted gar namun sedikit lebih banyak bila dibanding Shortnose gar. Moncong longnose gar lebih panjang dibanding moncong dari semua spesies gar. 
Ikan sport ini mempunyai ukuran tubuh maksimal 200 cm dengan berat sekitar 4 Kg. Namun jika di pelihara, panjang ikan hanya mencapai maksimal 90 cm. Rekor dunia untuk ukuran ikan ini pernah di tangkap di sungai Trinity Texas dengan ukuran panjang 2 m dan berat 50,31 pounds. Masa hidup ikan berkisar antara 17-20 tahun. Sebagai keluarga gar, longnose gar juga mempunyai paru-paru primitif yang memberikan kemampuan pada ikan untuk bernafas langsung di udara. Hal ini berarti ikan masih dapat bernafas untuk beberapa waktu walaupun tidak berada didalam air. Mereka sering menyodokkan moncong dengan cepat ke permukaan air yang bertujuan untuk mengambil udara secara langsung. Walaupun demikian, ikan ini tidak harus bernafas dengan mengambil langsung di udara karena ikan mempunyai insang yang masih berfungsi seperti spesies ikan lainnya.
Sebagai sport fish, tidak ada methode pemancingan yang khusus terhadap ikan ini. Namun karena karakter ikan yang kuat, bermoncong tulang dan sering mengambil umpan hidup maka kebanyakan methode yang digunakan adalah menjerat moncongnya dengan benang nylon menggunakan methode “bowfishing” atau “spearfishing”. Kail yang digunakan untuk memancing gar adalah circle hook karena akan meminimalkan luka pada ikan tersebut. Circle hook didesain hanya untuk menangkap ujung dari moncong gar. 
Longnose gar mengembangkan lapisan sisik berganda sebagai perlindungan. Sisik berbentuk wajik dan saling mengunci satu sama lain. Dua lapis sisik tersusun atas material yang berbeda, lapisan terluar tesusun atas ganoin sedangkan lapisan dalam tersusun atas isopedine. Perlindungan diri ini menandakan ikan ini mempunyai predator alami dan Alligator merupakan hewan yang pernah dilaporkan menyerang ikan ini. 
Ikan yang sudah langka di pasaran ini, bersifat karnivora dan merupakan predator yang suka menyergap mangsa. Jenis mangsanya bergantung pada habitat hidupnya. Mangsa utama mereka adalah ikan yang berukuran lebih kecil. Selama masa pertumbuhan, mereka juga memangsa serangga dan crustacea kecil. Walaupun perburuan dilakukan sepanjang hari namun perburuan pada malam hari menghasilkan hasil yang lebih maksimal. Saat menunggu mangsa, mereka akan mengapung diam di permukaan diri menyerupai kayu atau vegetasi yang telah mati. Ketika melihat mangsa, ikan akan mendekat dengan cara berenang ke samping menyerupai tongkat. Mangsa akan ditangkap dengan rahang moncongnya dan menelan kepala mangsa terlebih dulu. 
Saat pemeliharaan terkadang ikan ini sulit untuk menerima makanan mati. Mereka membutuhkan waktu untuk belajar menerimanya. Ketika ikan masih anakan maka pemberian makanan sebaiknya dilakukan setiap hari. Kurangi jatah makanan seiring bertambahnya usia. Ikan dewasa membutuhkan paling banyak sekali atau dua kali makanan dalam seminggu. Perlu diingat, walaupun ikan ini karnivora tapi jangan memberinya dengan daging ayam atau mamalia karena ada beberapa lemak pada daging tersebut yang tidak sesuai dengan sistem metabolime ikan dan dapat menyebabkan deposit lemak.


Sebagai ikan peliharaan, longnose gar membutuhkan tangki yang besar mengingat ukuran ikan dewasanya. Setidaknya tangki berukuran 300cm x 180cm x 90 cm dapat digunakan meskipun harus di upgrade sesuai pertumbuhan ukuran maksimal ikan. Tangki tidak memerlukan dekorasi yang rumit, karena tersedianya ruangan yang cukup untuk berenang sangat dibutuhkan oleh ikan. Pemberian satu batang besar atau ranting besar dapat dilakukan dengan efektif untuk mendekorasi tangki. Sistem filtrasi dianjurkan tetap ada walaupun ikan mampu bertahan di air minim oksigen. Kondisi air harus dibuat menyerupai habitat aslinya yang dingin dengan suhu 12-20 oC, pH 6-8 dan kesadahan 5-25 oH. Tankmate haruslah ikan yang seukuran karena ikan ini merupakan predator untuk berbagai ikan yang berukuran lebih kecil. Longnose gar dapat dipelihara secara soliter maupun dalam kelompok, jika dalam kelompok maka ukuran ikan merupakan hal penting yang harus diperhatikan. 
Pembedaan jenis kelamin masih susah dilakukan. Pada musim bertelur yang terjadi pada musim semi dan panas, satu ikan betina akan berpasangan dengan sekitar 15 ikan jantan atau lebih. Ketika betina siap bertelur, dia akan memimpin para jantan membentuk pola elips. Jumlah telur yang dihasilkan berkisar 30000 butir. Yang unik adalah telur ikan biasanya akan ditaruh di sarang ikan lain seperti Micropterus dolomieu sampai mereka menetas yakni sekitar 3-9 hari. Induk ikan yang sarangnya ditumpangi akan menjaga anakan gar ini seperti anak sendiri sampai anak gar bisa mandiri. Betina mempunyai usia yang lebih panjang yakni 17 tahun dibanding jantan yang hanya sampai 8 tahun. 
TAKSONOMI
Kingdom
Animalia
Phylum
Chordata
Class
Order
Family
genus
Species
Lepisosteus osseus

Read more...

Sabtu, 21 April 2012

Japanese Medaka (Oryzae latipes), Ikan Mutant dan Transgenic dari Asia Timur

Japanese Medaka (Oryzias latipes) merupakan ikan dari keluarga Ricefish yang bereasal dari asia timur. Ikan ini mempunyai banyak nama seperti Japanese Ricefish, Medaka, Japanese Killifish dan Moonlight Medaka. Japanese medaka tersebar mulai dari Jepang, Korea, China dan Vietnam dengan habitat sungai berarus pelan. Laporan yang ada menyebutkan ikan pernah terlihat di sungai Nam Theun, Mekong, Irrawaddy, Salween, Red River and Nanpangjiang. Ikan ini merupakan ikan hias yang populer di abad 17an di Jepang. Pada waktu itu, jumlah ikan ini sangat melimpah di pasaran. Alasan mereka memeliharanya antara lain keindahan warna tubuh dan daya tahan tubuhnya yang luar biasa. Ikan ini bersifat Amphidromous yang berarti bahwa mereka dapat berpindah di antara air tawar dan air asin beberapa kali selama hidupnya. Dengan kata lain, mereka dapat dipelihara di air tawar dan air payau. Hal ini terbukti dari habitat ikan yang dapat ditemukan di laut dan sungai. Ada 22 spesies Oryzias yang telah diketahui dan diantara mereka hanya ikanini yang membutuhkan suhu dingin dalam pemeliharaannya karena habitat yang terletak di iklim subtropis. Ikan yang mempunyai julukan Geisha-girl ini tidak terdaftar dalam IUCN Red List yang menunjukkan bahwa ikan tidak dalam kondisi terancam di habitat aslinya. Ikan ini mempunyai ukuran tubuh yang cukup kecil dengan panjang tubuh sekitar 4 cm. Tubuhnya ramping, memanjang dengan punggung yang sedikit melengkung. Ikan ini mempunyai mata berkilau yang cukup besar. Warna tubuhnya bervariatif mulai coklat dan kuning keemasan di alam liar, sedangkan di aquarium hasil breeding peternak berwarna putih, krem kekuningan dan orange. Demi keperluan penelitian dan pasar, ikan ini telah banyak menjadi bahan percobaan modifikasi genetik untuk memperoleh kualitas yang bagus sebagai ikan hias. Salah satunya, para ilmuwan memasukan protein fluorescent (protein yang dapat menyerap warna dan akan memancarkannya kembali) dari ubur-ubur ke dalam embrio ikan. Hasilnya, beberapa ikan mempunyai kemampuan menampilkan warna yang indah (kehijauan, kemerahan dll) saat gelap atau minim cahaya. Penelitian secara random juga menunjukkan ikan medaka mengalami mutasi. Mutasi disebabkan oleh adanya perubahan genetik pada strukur DNA yang disebabkan faktor eksternal. Pada ikan yang termutasi, terlihat pada tulang pada sirip caudal (pangkal ekor) yang berbentuk Diphycercal, padahal umumnya ikan ini memiliki tulang sirip caudal berbentuk Homocercal. Diphycercal menyebabkan bentuk ekor ikan menyerupai ekor ikan purba dari ordo Sarcopterygii (keluarga Coelacath). Hasil mutasi yang lain ditunjukkan dengan ketiadaan sisik dan sirip yang memanjang.
                                          Ikan Medaka Hasil Transgenic 
Pembedaan jenis kelamin pada ikan ini bukanlah sesuatu yang mudah, namun biasanya ikan jantan memiliki tubuh yang lebih ramping. Selain itu, pejantan juga memiliki sirip punggung dan anal yang lebih lebar. Di jepang, ikan ini akan mulai bertelur pada bulan april sampai oktober. Perawatan di aqurium memungkinkan ikan juga untuk bertelur saat temperatur air 60 oF dan waktu pencahayaan juga cukup perharinya karena kekurangan waktu pencahayaan akan menghambat proses bertelur. Ikan keluarga Ricefish mempunyai proses reproduksi yang tidak biasa. Proses fertilisasi terjadi secara eksternal, namun ikan ini rupanya dapat juga melakukan fertilisasi secara internal. Kemampuan ini biasanya untuk menukar bentuk reproduktif pada sejumlah ikan dalam kondisi ekstrim yang tak biasa. Japanese medaka dapat dipijah dalam sebuah tangki dengan tanaman berdaun baik atau sejenis mop. Proses pemijahan dapat diawali dengan menaruh sepasang ikan atau sekelompok kecil ikan pada tangki pemijahan. Proses fertilisasi akan dimulai ketika ikan jantan menempel terus pada perut ikan betina. Ikan betina yang sudah mengandung telur akan terlihat lebih gemuk. Ikan betina tidak akan menyebar telurnya namun akan membawanya dengan cara menggantungnya pada organ genitalnya yang masih membuka. Telur yang dibawa biasanya berjumlah antara 10-20 butir. Sebenarnya ikan betina akan memproduksi telur setiap hari dalam hari yang berurutan tiap minggunya. Jika telur belum dibuahi, maka fertilisasi terjadi secara eksternal dan biasanya terjadi secara menakjubkan pada pagi hari. Telur yang telah dibawa betina beberapa jam setelah fertilisasi, akan ditempelkan pada vegetasi air. Ikan betina haru melakukannya secara perlahan untuk menempelkan telurnya pada batang ataupun daun. Telur tidaklah susah ditemukan di vegetasi air. Tanaman dengan helai daun mengapung sangat cocok sebagai tempat penyimpanan telur. Telur ikan ini umumnya besar dan kasar. Telur ikan dapat dipindahkan ke tangki penetasan dengan memungut tanaman tersebut menggunakan jari satu persatu. Telur akan menetas setalah 10-14 hari tergantung temperatur air. Kualitas air berpengaruh sangat penting dalam periode inkubasi telur ikan. Penjagaan kualitas air dan kebersihan sangat penting untuk melindungi telur ikan dari serangan jamur. Anakan ikan yang baru menetas dapat diberi makanan cair atau brine shrimp nauplii, red infusoria dan baby brine yang baru menetas.
                                         Japanese Medaka Betina dengan Telurnya 
Japanese medaka merupakan ikan pendamai dan cocok dipelihara dalam kelompok. Tidak diperlukan setup tangki khusus selama pemeliharaan namun parameter air harus dijaga pada suhu 18-24 oC, pH 7-8 dan kesadahan 9-19 odGH. Adanya tanaman air membuat ikan semakin nyaman dan mereka menyukai aerasi yang baik serta air yang terus bergerak. Tankmate haruslah ikan yang seukuran dan tidak agresif seperti zebra danio, molly, platy dan lain-lain. Ikan ini cenderung omnivora dengan memakan berbagai tipe makanan termasuk makanan kering dan beku. Jenis makanan hidup seperti brine shrimpe, black worm dan zooplankton sangat disukainya. Mereka juga baik sebagai pembasmi nyamuk dan larvanya, jaga dalam kelompok untuk hasil terbaik. 
TAKSONOMI
Kingdom
Animalia
Phylum
Chordata
Class
Order
Family
genus
Species
Oryzias latipes
 
Read more...

Data dan gambar diambil dari berbagai sumber. Silahkan koreksi atau tambahkan informasi yang berhubungan dengan blog ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...