Giant kokopu (Galaxias argentus) merupakan ikan terbesar dari 34 spesies Galixias dalam family Galaxidae di alam liar, yang merupakan ikan air tawar endemik dari kepulauan New zealand. Beberapa sumber menyebutkan bahwa habitat ikan ini berada di sungai-sungai dan perairan dekat pantai dengan kedalaman air > 0,75 m. Selain itu, ikan ini juga menyukai lingkungan berarus pelan terutama yang mendekati laut. Sungai Nukumea di sebelah utara Orewa diyakini sebagai habitat terbaik buat Giant kokopu. Walaupun ikan air tawar, dilaporkan bahwa anakan ikan akan pergi ke laut untuk makan dan tumbuh, dan akan kembali lagi ke sungai setelah beberapa bulan. Proses breeding sendiri terjadi di air tawar namun anakannya langsung akan menuju laut yang dikenal dengan istilah “Whitebait”. Peristiwa inilah yang menyebabkan populasi ikan terus menurun. Dihabitat aslinya, populasi ikan ini sangatlah terancam dan di kategorikan “Rentan” dalam IUCN Red List of Threatened Species dan terus mengalami “Penurunan bertahap” dalam 2005 New Zealand Threat Classification System. Karena statusnya yang terancam punah, ikan ini dilarang untuk dipelihara di aquarium sebagai ikan hias. Menurut para ilmuwan, ikan dewasa akan menghasilkan senyawa kimia “Pheromone” untuk memberitahu Whitebait sungai mana yang akan mereka tuju saat kembali. Berbeda dengan jenis Galaxias yang lain, Giant kokopu bukanlah ikan permukaan ataupun ikan yang suka masuk atau merembes ke tanah, ikan ini lebih suka berenang terutama di perairan berarus tenang. Perairan dengan vegetasi yang banyakpun seperti rawa atau danau juga disukai oleh ikan ini. Giant kokopu diperkirakan mecapai usia dewasa setelah berusia tiga tahun dan dapat hidup selama beberapa tahun (sumber lain menyebutkan usia hidup ikan ini berkisar 10 tahun). Namun setelah diatas tiga tahun, pertumbuhan ikan akan melambat dengan laju pertumbuhan 1,9-13,3 mm pertahunnya.
Ukuran ikan ini yang pernah dilaporkan adalah panjang tubuh sekitar 58 cm dengan berat 2,8 kg. Namun panjang tubuh ikan dewasa umumnya hanyalah 30-40 cm. Secara fisik, ikan ini sangat cantik dengan bentuk tubuh silindiris memanjang. Pola yang berada pada tubuhnya mempunyai warna keemasan dengan bentuk pola seperti cincin, bulan sabit dan bintik-bintik yang sangat serasi dengan warna tubuhnya yang kehijauan. Pola-pola terebut ada di sekujur tubuh ikan mulai kepala sampai pangkal ekor. Namun anakan Giant kokopu belum mempunyai pola-pola ini, hal inilah yang menyebabkan kesulitan saat membedakan anakan Giant kokopu dengan spesies lain seperti Banded kokopu. Giant kokopu mempunyai satu sirip punggung dan sirip anal yang berukuran sama besar dengan tubuh yang tidak ditutupi sisik. Tubuh ikan ini ditutupi kulit tebal dan keras yang dilengkapi dengan lendir.
Giant kokopu bersifat predator dengan makanan utamanya adalah serangga, namun beberapa berpendapat bahwa ikan ini juga memangsa hewan air laiinnya bahkan termasuk anakannya sendiri. Bentuk tubuh dan posisi sirip telah menjadikan ikan ini sebagai predator yang suka menyelinap dan menangkap mangsa dengan seketika. Proses breeding ikan masih menjadi hal yang misterius, lokasi bertelur ataupun telurnya belum pernah ditemukan sampai saat ini. Anakan Giant kokopu biasanya berukuran sekitar 45-55 mm dengan warna yang transparan cenderung kecoklatan. Musim bertelur diyakini terjadi antara bulan Juni sampai agustus. Seekor betina yang mempunyai panjang tubuh 336 mm diketahui dapat mengeluarkan 25000 butir telur dengan ukuran diameter telur berkisar 2 mm. Anakan ini diyakini akan langsung menuju ke laut dan kembali dari laut dengan membawa warna tubuh coklat kehijauan. Giant kokopu muda mempunyai enam sampai delapan garis vertikal pucat sebelum berkembang menjadi pola-pola cantik keemasan.
Ukuran ikan ini yang pernah dilaporkan adalah panjang tubuh sekitar 58 cm dengan berat 2,8 kg. Namun panjang tubuh ikan dewasa umumnya hanyalah 30-40 cm. Secara fisik, ikan ini sangat cantik dengan bentuk tubuh silindiris memanjang. Pola yang berada pada tubuhnya mempunyai warna keemasan dengan bentuk pola seperti cincin, bulan sabit dan bintik-bintik yang sangat serasi dengan warna tubuhnya yang kehijauan. Pola-pola terebut ada di sekujur tubuh ikan mulai kepala sampai pangkal ekor. Namun anakan Giant kokopu belum mempunyai pola-pola ini, hal inilah yang menyebabkan kesulitan saat membedakan anakan Giant kokopu dengan spesies lain seperti Banded kokopu. Giant kokopu mempunyai satu sirip punggung dan sirip anal yang berukuran sama besar dengan tubuh yang tidak ditutupi sisik. Tubuh ikan ini ditutupi kulit tebal dan keras yang dilengkapi dengan lendir.
Giant kokopu bersifat predator dengan makanan utamanya adalah serangga, namun beberapa berpendapat bahwa ikan ini juga memangsa hewan air laiinnya bahkan termasuk anakannya sendiri. Bentuk tubuh dan posisi sirip telah menjadikan ikan ini sebagai predator yang suka menyelinap dan menangkap mangsa dengan seketika. Proses breeding ikan masih menjadi hal yang misterius, lokasi bertelur ataupun telurnya belum pernah ditemukan sampai saat ini. Anakan Giant kokopu biasanya berukuran sekitar 45-55 mm dengan warna yang transparan cenderung kecoklatan. Musim bertelur diyakini terjadi antara bulan Juni sampai agustus. Seekor betina yang mempunyai panjang tubuh 336 mm diketahui dapat mengeluarkan 25000 butir telur dengan ukuran diameter telur berkisar 2 mm. Anakan ini diyakini akan langsung menuju ke laut dan kembali dari laut dengan membawa warna tubuh coklat kehijauan. Giant kokopu muda mempunyai enam sampai delapan garis vertikal pucat sebelum berkembang menjadi pola-pola cantik keemasan.
TAKSONOMI
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Class | |
Order | |
Family | Galaxiidae |
genus | Galaxias |
Species | Galaxias argentus |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar